ALJABAR LOGIKA
3.1 Pernyataan / Proposisi
Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya.
Contoh 1 :
p = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki nilai kebenaran benar/true)
q = 23 = 32 (memiliki nilai kebenaran salah/false)
Contoh 2 :
Berikut ini adalah beberapa contoh proposisi :
a. 1 + 2 = 3
b. Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
c. 6 adalah bilangan prima
d. Warna bendera RI adalah biru dan merah
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat proposisi karena dapat diketahui
benar/salahnya. Kalimat (a) dan (b) bernilai benar, sedangkan kalimat
(c) dan (d) bernilai salah.
Contoh 3 :
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat yang bukan merupakan proposisi :
a. Di manakah letak pulau seribu?
b. Ersa lebih tua dari Arsi
c. x + y = 5
d. 2 mencintai 3
Kalimat (a) jelas bukan proposisi karena merupakan kalimat tanya
sehingga tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya. Kalimat (b) juga
bukan proposisi karena ada banyak orang dibumi ini yang bernama Ersa dan
Arsi. Kalimat tersebut tidak memberikan keterangan yang lebih spesifik
sehingga tidak diketahui kebenaran bahwa Ersa lebih tua dari Arsi.
Dalam kalimat (c), nilai kebenaran kalimat tergantung pada harga x dan y
yang ada. Jika x =1 dan y = 4, maka kalimat tersebut menjadi kalimat
yang benar. Tetapi jika x = 4 dan y = 5, maka kalimat tersebut menjadi
kalimat yang salah. Jadi secara umum tidak dapat ditentukan apakah
kalimat tersebut benar atau salah.
Kalimat (e), walaupun mempunyai susunan kalimat yang benar, tetapi
tidak mempunyai arti karena relasi mencintai tidak berlaku pada
bilangan. Oleh karena itu, kalimat tersebut tidak ditentukan benar atau
salahnya.
Suatu pernyataan yang selalu benar dalam semua keadaan dinamakan
tautologi , sedangkan pernyataan yang selalu salah dalam semua keadaan
dinamakan kontradiksi.
3.2 Negasi / Ingkaran
Negasi suatu kalimat akan mempunyai niali kebenaran yang berlawanan
dengan nilai kebenaran kalimat aslinya. Jadi jika nilai p bernilai benar
maka bernilai salah. Sebaliknya jika p bernilai salah, maka akan
bernilai benar.
Atomic/tunggal
Majemuk/compound
- konjungsi
- disjungsi
- implikasi/kondisional
- biimplikasi
Konjungsi
Kalimat (dibaca “ p dan q”) akan bernilai benar jika baik p maupun q
bernilai benar. Jika salah satunya bernilai salah (apalagi keduanya)
bernilai salah, maka bernilai salah. Tabel kebenaran dari Konjungsi
dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini :
p q
1 1 1
1 0 0
0 1 0
0 0 0
Tabel 3.1
Disjungsi
Kalimat (dibaca “p atau q”) akan bernilai salah jika bail p maupun q
bernilai salah. Secara umum, yang dimaksud dengan penghubung “atau”
adalah inclusive OR (kedua penyusun kalimat boleh bernilai benar). Tabel
kebenaran dari disjungsi dapat dilihat dibawah ini :
p q
1 1 1
1 0 1
0 1 1
0 0 0
Tabel 3.2
Contoh :
1. Dalam perayaan itu, tamu boleh menyumbang uang atau barang
2. Saya akan melihat pertandingan itu di TV atau di lapangan
Dalam kalimat (1), keseluruhan kalimat tetap bernilai benar jika kedua
kalimat penyusunnya benar. Jadi, tamu diperbolehkan menyumbang uang
sekaligus barang. Sebaliknya, dalam kalimat (2), hanya salah satu
diantara kalimat penyusunnya yang boleh bernilai benar, tetapi tidak
keduanya. Keseluruhan kalimat akan bernilai jika saya melihat
pertandingan itu di TV saja, atau di lapangan saja, tetapi tidak
keduanya. Kata penghubung “atau (or)” dalam kalimat (1) disebut
Inclusive OR, sedangkan dalam (b) disebut Exclusive OR.
Equivalen
Dua kalimat disebut ekuivalen ( ) bila dan hanya bila keduanya mempunyai
nilai kebenaran yang sama untuk semua substitusi nilai kebenaran
masing-masing kalimat penyusunnya. Atau dengan kata lain, jika hanya
jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang “selalu” sama.
Negasi dari konjungsi dan disjungsi
p q
1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
Tabel 3.3
Kesimpulan :
Implikasi
Kalimat akan bernilai salah kalau p benar dan q salah. p disebut
hipotesis (anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen). Kalimat
berbentuk disebut kalimat berkondisi karena kebenaran kalimat q
tergantung pada kebenaran kalimat p. Tabel kebenaran untuk implikasi
adalah :
p q
1 1 1
1 0 0
0 1 1
0 0 1
Tabel 3.4
Contoh :
Apabila ada seorang pria yang berkata “jika besok cerah, maka aku akan datang kerumahmu”.
p = “Besok cuaca cerah”
q = “aku akan datang ke rumahmu”.
Jika p maupun q keduanya benar, maka akan bernilai benar. Jika p salah
(ternyata keesokannya hujan lebat atau cuaca tidak cerah), maka pria
tersebut terbebas dari janjinya karena janji tersebut bersyarat, yaitu
kalau besok cerah. Jadi, baik pria tersebut datang (berarti q bernilai
benar) maupun tidak datang (q bernilai salah), ia tidak akan disalahkan
(bernilai benar). Akan tetapi, pria tersebut akan disalahkan apabila
keesokan harinya cuaca cerah (p bernilai benar) apabila keesokan harinya
cuaca cerah (p bernilai benar) tetapi ia tidak datang (q salah).
p
q
1 1 0 1 1
1 0 0 0 0
0 1 1 1 1
0 0 1 1 1
Tabel 3.5
Biimplikasi
dibaca p jika dan hanya jika q. .
bernilai benar jika p dan q keduanya bernilai benar atau salah. Tabel kebenaran untuk adalah :
p q
1 1 1 1 1
1 0 0 1 0
0 1 1 0 0
0 0 1 1 1
Tabel 3.6
Jika :
Maka :
3.3 Membuat Kesimpulan
Modus Ponens
Secara simbolik, modus ponens dapat dinyatakan sebagai berikut :
q (T)
Atau dapat ditulis .
Implikasi “bila p maka q” yang disumsikan bernilai benar. Apabila
selanjutnya diketahui bahwa anteseden (p) benar, supaya implikasi
benar, maka q juga harus bernilai benar. Inferensi seperti itu disebut
Modus Ponens. Tabel kebenaran untuk adalah :
p Q
1 1 1 1 1
1 0 0 0 1
0 1 1 0 1
0 0 1 0 1
Tabel 3.7
Modus Tollens
Secara simbolik, bentuk inferensi Modus Tollens adalah sebagai berikut :
Contoh :
Jika Zeus seorang manusia, maka ia dapat mati
Zeus tidak dapat mati
Zeus bukan seorang manusia
Sylogisme
sumber
Jumat, 09 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar